TIGA JOMBLO MENCARI KITAB
Alkisah ada tiga jomblo, murid sang mahaguru Juu Lian yang bernama Wiro, Richie, dan Udin. Mereka bertiga ditugaskan ke daerah kulon untuk mencari kitab.
"Wiro, Richie, dan kamu Udin... uhuk... uhuk..." panggil Mahaguru kepada ketiga murid kesayangannya.
"Siap menjalankan titah, Mahaguru," jawab ketiga jomblo itu serentak dengan takzim.
"Kalian sudah sangat lama menimba ilmu di perguruan ini. Semua ilmu yang aku miliki telah diwariskan kepada kalian bertiga. Sekarang saatnya kalian turun gunung untuk berbakti kepada Ibu Pertiwi," sabda laki-laki bertubuh bungkuk, berjenggot putih lebat dan bertongkat kepala pena.
"Apa yang Guru maksudkan itu kami harus berkelana? Tapi kami belum bernah bertemu dengan pendekar Oma Irama," sahut murid tertua, Wiro Taksablenglagi.
"Kalian harus mencari kitab sakti yang akan menjadi penyempurna ilmu kalian. Pergilah ke arah kulon untuk mendapatkannya."
"Nama kitb saktinya apa, Guru?" tanya murid nomor dua, Richie.
"Hahahaha.... uhuk...uhuk... nanti kalian akan mengetahui dengan sendirinya, tergantung amalan kalian masing-masing selama perjalanan."
Singkat cerita, ketiga orang tersebut turun gunung mengembara untuk mencari kitab sakti. Wiro Taksablenglagi akhirnya terdampar di padepokan tempat banyak sekali kitab ditulis dan dijual. Udin Patigeni terdampar di sebuah tegalan, bersemedi di bawah sebuah pohon tua, berharap mendapatkan wangsit untuk menulis sendiri buku kehidupannya.
Bagaimanakah nasib si tengah Richie Maurich? Dialah yang paling cerdas di antara ketiga murid padepokan Jomblowono. Ia pergi ke KUA, di sana ia mendapatkan sebuah buku nikah. Di situlah dia menyempurnakan ilmu kanuragan kehidupannya, ilmu tenaga dalam Samara namanya.
No comments:
Post a Comment