Monday, December 1, 2014

Bab II. Pengertian Imunisasi



2.1.    Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan menderita penyakit tersebut (Depkes RI, Direktorat Jendral Pemberantasan  Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan, Jakarta, 2004 ).
Imunisasi adalah pemberian vaksin kepada seseorang untuk melindunginya dari beberapa penyakit tertentu .Imunisasi merupakan upaya untuk mencegah penyakit lewat peningkatan kekebalan tubuh seseorang. Selama ini imunisasi lebih banyak diberikan pada masa anak-anak.(http//www.google.com/online, diakses 29 september 2008, Judarwanto Widodo 2004).

2.2         Macam Imunisasi
Berdasarkan jenisnya imunisasi ada 2 macam ,yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.

a.      Imunisasi Aktif  
Imunisasi aktif adalah pemberian kuman/racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi anti bodi sendiri.  Contohnya adalah imunisasi BCG, DPT Combo, Hepatitis, Polio dan Campak.

b.      Imunisasi Pasif
Imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan.

2.3         Tujuan Imunisasi
Untuk memberikan kekebalan kepada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang di sebabkan oleh penyakit tertentu yang dapat di cegah dengan imunisasi,misalnya penyakit TBC, Dipteri, batuk rejan, tetanus, polio, campak dan hepatitis.

2.4         Manfaat Imunisasi
Imunisasi bermanfaat untuk mencegah meluasnya penyakit-penyakit tertentu dan menghindari resiko kematian yang diakibatkannya.Manfaat jangka pendek imunisasi adalah pencegahan terhadap penyakit infeksi yang berbahaya dan mematikan,sedangkan manfaat jangka panjang imunisasi mencakup pemberantasan penyakit infeksi tersebut.

2.5            Efek Samping
Ini adalah tanda baik yang membuktikan bahwa vaksin betul-betul bekerja secara tepat,efek samping yang biasa terjadi yaitu: BCG: Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah ditempat suntikan; DPT: Kebanyakan bayi menderita panas pada waktu sore hari setelah mendapatkan imunisasi DPT, tetapi panas akan turun dan hilang dalam waktu 2 hari; Campak: Anak mungkin biasa panas, kadang-kadang disertai dengan kemerahan 4-10 hari sesudah penyuntikan; Polio dan Hepatitis: tidak ada efek samping.  Perlu diingat efek samping imunisasi jauh lebih ringan dari pada efek penyakit bila bayi tidak diimunisasi.

2.6            Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
Penyakit-penyakit yang dapat dicegah melalui pemberian imunisasi meliputi penyakit menular tertentu :
a.       Jenis-jenis penyakit menular tertentu sebagaimana dimaksud meliputi antara lain penyakit Tuberculosis, Difteri, Pertusis, Campak, Polio, Hepatitis B, Hepatitis A, Meningitis meningokokus, Haemophilus influenzae tipe B, Kolera, Rabies, Japanese encephalitis, Tifus Abdominalis, Rubbella, Varicella, Pneumoni pneumokokus, Yellow Fever, Shigellosis, Parotitis epidemica.
b.       Jenis-jenis penyakit menular yang saat ini masuk ke dalam program imunisasi adalah Tuberculosis, Difteri, Pertusis, Polio, Campak, Tetanus dan Hepatitis B.
c.       Jenis-jenis penyakit lainnya yang dengan perkembangan ilmu pengetahuan akan menjadi penyakit yang dapat dicegah melalui pemberian imunisasi akan ditetapkan tersendiri.

2.7         Sasaran Berdasarkan Usia Yang Diimunisasi
a.      Imunisasi Rutin
Imunisasi rutin diberikan kepada: bayi (di bawah satu tahun); Wanita Usia Subur (WUS) ialah wanita berusia 15 – 39 tahun termasuk ibu hamil (Bumil) dan Calon Pengantin (Catin); anak usia sekolah dasar.
b.      Imunisasi Tambahan
Diberikan kepada bayi dan anak.

2.8         Tempat Untuk Mendapatkan Imunisasi
Tempat pelayanan imunisasi khususnya imunisasi dasar/imunisasi rutin dapat diperoleh di beberapa tempat yaitu : pusat pelayanan yang dimiliki oleh pemerintah seperti Puskesmas, Posyandu, Puskesmas Pembantu,Rumah Sakit atau Rumah Bersalin.

2.9         Kontra Indikasi  Pemberian Imunisasi
a.       Anafilaksis atau reaksi hipersensitivitas yang hebat merupakan kontra indikasi mutlak terhadap dosis vaksin berikutnya. Riwayat kejang demam dan panas lebih dari 38 derajat Celcius merupakan kontra indikasi  pemberian DPT/HB1 dan campak.
b.      Jangan berikan vaksin BCG kepada bayi yang menunjukan tanda-tanda dan gejala AIDS, sedangkan vaksin lainnya sebaiknya diberikan.
c.       Jika orang tua sangat berkeberatan terhadap pemberian imunisasi kepada bayi yang sakit, jangan berikan imunisasi. Mintalah ibu untuk kembali lagi jika bayinya sudah sehat.

2.10     Waktu/Jadwal Pemberian Imunisasi
a.          Jadwal Pemberian Imunisasi Pada Bayi
Tabel 2.1.
Jadwal Imunisasi Pada Bayi
UMUR
VAKSIN
0 bulan
HB 0
1 bulan
BCG, Polio 1
2 bulan
DPT Combo 1, Polio 2
3 bulan
DPT Combo 2, Polio 3
4 bulan
DPT Combo 3, Polio 4
9 bulan
Campak

Untuk bayi yang lahir di Rumah Sakit/Puskesmas/Rumah Bersalin/Rumah oleh tenaga kesehatan imunisasi hepatitis B segera diberikan dalam 24 jam pertama kelahiran. Pada Rumah Sakit yang mempunyai jumlah sasaran yang cukup besar dan tempat penyimpanan Vaksin (Lemari Es), Imunisasi BCG dan Polio 1 dapat diberikan sebelum bayi pulang kerumah (Usia 0 bulan).
 
b.      Jadwal Pemberian Imunisasi Pada Anak SD dan Yang Sederajat
Tabel 2.2.
Jadwal Imunisasi Pada Anak SD
Imunisasi Anak
Sekolah
Pemberian
Imunisasi
Dosis
Kelas 1
DT
Campak
0,5 cc
0,5 cc
Kelas 2
TT
0,5 cc
Kelas 3
TT
0,5 cc

b.            Jadwal Pemberian Imunisasi Pada Wanita Usia Subur ( WUS
Tabel 2.3.
Jadwal Imunisasi Pada WUS
Imunisasi
Pemberian
Imunisasi
Selang Waktu
Pemberian Minimal
Masa Perlindungan
Dosis
TT WUS
T1
-
-
0,5 cc
TT WUS
T2
4 mg sth T1
3 Tahun
0,5 cc
TT WUS
T3
6 bl sth T2
5 Tahun
0,5 cc
TT WUS
T4
1 th sth T3
10 Tahun
0,5 cc
TT WUS
T5
1 th sth T4
25 Tahun
0,5 cc

No comments:

Post a Comment