2.1.
Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah
suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan
menderita penyakit tersebut (Depkes RI, Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan,
Jakarta, 2004 ).
Imunisasi adalah
pemberian vaksin kepada seseorang untuk melindunginya dari beberapa penyakit
tertentu .Imunisasi merupakan upaya untuk mencegah penyakit lewat peningkatan
kekebalan tubuh seseorang. Selama ini imunisasi lebih banyak diberikan pada
masa anak-anak.(http//www.google.com/online, diakses 29 september 2008, Judarwanto
Widodo 2004).
2.2
Macam Imunisasi
Berdasarkan jenisnya imunisasi ada 2 macam ,yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.
Berdasarkan jenisnya imunisasi ada 2 macam ,yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.
a. Imunisasi Aktif
Imunisasi
aktif adalah pemberian kuman/racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan
dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi anti bodi sendiri. Contohnya adalah imunisasi BCG, DPT
Combo, Hepatitis, Polio dan Campak.
b. Imunisasi Pasif
Imunisasi
pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi sehingga kadar antibodi dalam tubuh
meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang
yang mengalami luka kecelakaan.
2.3
Tujuan Imunisasi
Untuk memberikan kekebalan kepada bayi agar dapat
mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang di sebabkan oleh penyakit
tertentu yang dapat di cegah dengan imunisasi,misalnya penyakit TBC, Dipteri, batuk
rejan, tetanus, polio, campak dan hepatitis.
2.4
Manfaat Imunisasi
Imunisasi bermanfaat untuk mencegah meluasnya
penyakit-penyakit tertentu dan menghindari resiko kematian yang
diakibatkannya.Manfaat jangka pendek imunisasi adalah pencegahan terhadap
penyakit infeksi yang berbahaya dan mematikan,sedangkan manfaat jangka panjang
imunisasi mencakup pemberantasan penyakit infeksi tersebut.
2.5
Efek Samping
Ini adalah tanda baik yang membuktikan bahwa vaksin
betul-betul bekerja secara tepat,efek samping yang biasa terjadi yaitu: BCG:
Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah ditempat suntikan;
DPT: Kebanyakan bayi menderita panas pada waktu sore hari setelah mendapatkan
imunisasi DPT, tetapi panas akan turun dan hilang dalam waktu 2 hari; Campak:
Anak mungkin biasa panas, kadang-kadang disertai dengan kemerahan 4-10 hari
sesudah penyuntikan; Polio dan Hepatitis: tidak ada efek samping. Perlu diingat efek samping imunisasi jauh
lebih ringan dari pada efek penyakit bila bayi tidak diimunisasi.
2.6
Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
Penyakit-penyakit
yang dapat dicegah melalui pemberian imunisasi meliputi penyakit menular
tertentu :
a. Jenis-jenis
penyakit menular tertentu sebagaimana dimaksud meliputi antara lain penyakit
Tuberculosis, Difteri, Pertusis, Campak, Polio, Hepatitis B, Hepatitis A,
Meningitis meningokokus, Haemophilus influenzae tipe B, Kolera, Rabies, Japanese
encephalitis, Tifus Abdominalis, Rubbella, Varicella, Pneumoni pneumokokus, Yellow
Fever, Shigellosis, Parotitis epidemica.
b. Jenis-jenis penyakit menular
yang saat ini masuk ke dalam program imunisasi adalah Tuberculosis, Difteri,
Pertusis, Polio, Campak, Tetanus dan Hepatitis B.
c. Jenis-jenis penyakit lainnya
yang dengan perkembangan ilmu pengetahuan akan menjadi penyakit yang dapat
dicegah melalui pemberian imunisasi akan ditetapkan tersendiri.
2.7
Sasaran Berdasarkan Usia Yang Diimunisasi
a.
Imunisasi Rutin
Imunisasi rutin diberikan kepada: bayi (di bawah satu tahun);
Wanita Usia Subur (WUS) ialah wanita berusia 15 – 39 tahun termasuk ibu hamil (Bumil)
dan Calon Pengantin (Catin); anak usia sekolah dasar.
b. Imunisasi
Tambahan
Diberikan kepada bayi dan anak.
2.8
Tempat Untuk Mendapatkan Imunisasi
Tempat pelayanan imunisasi khususnya imunisasi
dasar/imunisasi rutin dapat diperoleh di beberapa tempat yaitu : pusat
pelayanan yang dimiliki oleh pemerintah seperti Puskesmas, Posyandu, Puskesmas
Pembantu,Rumah Sakit atau Rumah Bersalin.
2.9
Kontra Indikasi
Pemberian Imunisasi
a.
Anafilaksis atau reaksi
hipersensitivitas yang hebat merupakan kontra indikasi mutlak terhadap dosis
vaksin berikutnya. Riwayat kejang demam dan panas lebih dari 38 derajat Celcius
merupakan kontra indikasi pemberian
DPT/HB1 dan campak.
b. Jangan
berikan vaksin BCG kepada bayi yang menunjukan tanda-tanda dan gejala AIDS,
sedangkan vaksin lainnya sebaiknya diberikan.
c. Jika orang tua sangat
berkeberatan terhadap pemberian imunisasi kepada bayi yang sakit, jangan
berikan imunisasi. Mintalah ibu untuk kembali lagi jika bayinya sudah sehat.
2.10
Waktu/Jadwal Pemberian Imunisasi
a.
Jadwal Pemberian Imunisasi Pada Bayi
Tabel 2.1.
Jadwal Imunisasi Pada Bayi
UMUR
|
VAKSIN
|
0 bulan
|
HB 0
|
1 bulan
|
BCG, Polio 1
|
2 bulan
|
DPT Combo 1, Polio
2
|
3 bulan
|
DPT Combo 2, Polio
3
|
4 bulan
|
DPT Combo 3, Polio
4
|
9 bulan
|
Campak
|
Untuk bayi yang lahir di Rumah Sakit/Puskesmas/Rumah
Bersalin/Rumah oleh tenaga kesehatan imunisasi hepatitis B segera diberikan
dalam 24 jam pertama kelahiran. Pada Rumah Sakit yang mempunyai jumlah sasaran
yang cukup besar dan tempat penyimpanan Vaksin (Lemari Es), Imunisasi BCG dan Polio
1 dapat diberikan sebelum bayi pulang kerumah (Usia 0 bulan).
b. Jadwal Pemberian Imunisasi Pada Anak SD dan
Yang Sederajat
Tabel 2.2.
Jadwal Imunisasi Pada Anak SD
Imunisasi
Anak
Sekolah
|
Pemberian
Imunisasi
|
Dosis
|
Kelas 1
|
DT
Campak
|
0,5 cc
0,5 cc
|
Kelas 2
|
TT
|
0,5 cc
|
Kelas 3
|
TT
|
0,5 cc
|
b.
Jadwal Pemberian Imunisasi Pada Wanita Usia Subur ( WUS
Tabel 2.3.
Jadwal Imunisasi Pada WUS
Imunisasi
|
Pemberian
Imunisasi
|
Selang Waktu
Pemberian Minimal
|
Masa
Perlindungan
|
Dosis
|
TT WUS
|
T1
|
-
|
-
|
0,5 cc
|
TT WUS
|
T2
|
4 mg sth T1
|
3 Tahun
|
0,5 cc
|
TT WUS
|
T3
|
6 bl sth T2
|
5 Tahun
|
0,5 cc
|
TT WUS
|
T4
|
1 th sth T3
|
10 Tahun
|
0,5 cc
|
TT WUS
|
T5
|
1 th sth T4
|
25 Tahun
|
0,5 cc
|
No comments:
Post a Comment