By: Richie & Umi
Richie,
Pagi ini,
secangkir kopi menautkan kembali
jiwa kita
yang terlalu lama mengembara
Bibirku
bibirmu
menyatu
di bibir
cangkir
Darmi,
Pagi ini bukan teh atau kopi yang kuinginkan.
Bukan pula manja atau peluk rayumu.
Yang kumaui saat ini ialah sekadar MAKAN di WARTEG BAROKAH dengan menu sayur asem sama sambel dan ikan asin.
Richie,
lupakan secangkir kopi
enyahkan segelas teh
karena untukmu
tlah kusajikan
kobokan warteg
Darmi,
di musim yang entah, bukankah telah terpaut satu janji, bahwa antara kita, selalu engkau yang pertama, jadi silakan cicipi rindu rasa kobokan wartegmu, Darmi
Richie,
atas nama cinta, dan janji yang terucap, kucicip kobokan warteg, kuremas dan kuobok-obok, setelah itu, kupersilahkan dirimu tunaikan janji suci, menyesapnya sampai tegukan terakhir
Darmi,
rinduku telah terbayar sempurna dengan persuaan ini, kobokan warteg tak lagi penting, tibalah saatnya bagi kita untuk saling katakan cinta satu sama lain lewat sebakul nasi..
(Nawan, merapatlah kemari, telah kupersiapkan satu kursi untukmu di sebelahku, biar kuambilkan ikan asin, dan lahaplah selagi hari terang)
Baiklah Richie, jika itu maumu. Buktikan cintamu dengan membayar lunas semua bon warteg yang kusimpan rapi dan kutulisi setiap hari
Darmi,
t'lah kita sepakati, bahwasanya milikku adalah milikmu, namun hutangku biarlah tetap jadi rahasia Tuhan dan jadikan hikmah bagi generasi mendatang..
Richie,
kalau begitu maumu, sebagai tanda perpisahan kita, kuhadiahkan gono-gini, kobokan beserta isinya. jika rindu bergejolak, tatap dan minumlah seluruh isinya. maka kau akan mengingat romansa cinta di warteg kita.
bibirmu
menyatu
di bibir
cangkir
Darmi,
Pagi ini bukan teh atau kopi yang kuinginkan.
Bukan pula manja atau peluk rayumu.
Yang kumaui saat ini ialah sekadar MAKAN di WARTEG BAROKAH dengan menu sayur asem sama sambel dan ikan asin.
Richie,
lupakan secangkir kopi
enyahkan segelas teh
karena untukmu
tlah kusajikan
kobokan warteg
Darmi,
di musim yang entah, bukankah telah terpaut satu janji, bahwa antara kita, selalu engkau yang pertama, jadi silakan cicipi rindu rasa kobokan wartegmu, Darmi
Richie,
atas nama cinta, dan janji yang terucap, kucicip kobokan warteg, kuremas dan kuobok-obok, setelah itu, kupersilahkan dirimu tunaikan janji suci, menyesapnya sampai tegukan terakhir
Darmi,
rinduku telah terbayar sempurna dengan persuaan ini, kobokan warteg tak lagi penting, tibalah saatnya bagi kita untuk saling katakan cinta satu sama lain lewat sebakul nasi..
(Nawan, merapatlah kemari, telah kupersiapkan satu kursi untukmu di sebelahku, biar kuambilkan ikan asin, dan lahaplah selagi hari terang)
Baiklah Richie, jika itu maumu. Buktikan cintamu dengan membayar lunas semua bon warteg yang kusimpan rapi dan kutulisi setiap hari
Darmi,
t'lah kita sepakati, bahwasanya milikku adalah milikmu, namun hutangku biarlah tetap jadi rahasia Tuhan dan jadikan hikmah bagi generasi mendatang..
Richie,
kalau begitu maumu, sebagai tanda perpisahan kita, kuhadiahkan gono-gini, kobokan beserta isinya. jika rindu bergejolak, tatap dan minumlah seluruh isinya. maka kau akan mengingat romansa cinta di warteg kita.
No comments:
Post a Comment