Thursday, December 6, 2012

INDIKASI SECTIO CAESAREA #3



6.       Gemeli
Gemeli adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih pada kehamilan dengan distensi uterus yang berlebihan dapat terjadi persalinan prematuritas.  Karena penyulit kehamilan kembar terjadi gangguan kontraksi otot rahim, kelambatan persalinan dan perdarahan post partum bayi prematur (Marjono, 1999).
 Faktor yang merupakan pencetus kehamilan kembar adalah faktor ras, herediter, umur wanita dan paritas.  Kehamilan kembar ada dua jenis yaitu kehamilan kembar monozigotik dan kehamilan kembar dizigotik (Manuaba, 1998).
Sectio caesarea pada kehamilan kembar dilakukan atas indikasi janin pertama dalam letak lintang, prolaps funikuli dan plasenta previa.  Masuknya dua bagian terbesar janin dalam panggul sangat luas, kesulitan ini dapat diatasi dengan mendorong kepala atau bokong yang belum masuk ke arah rongga panggul (Wiknjosastro, 2005).
Bahaya bagi ibu pada kehamilan kembar lebih besar daripada kehamilan tunggul karena lebih seringnya terjadi anemia, pre-eklampsia, eklampsia, operasi obstetrik dan perdarahan post partum.  Tenggang waktu antara lahirnya anak pertama dan kedua adalah 5 – 15 menit.  Kelahiran anak kedua kurang dari           5 menit setelah anak pertama lahir dengan tindakan yang cepat dapat mengakibatkan trauma persalinan pada anak.  Kelahiran anak kedua lebih dari    30 menit dapat menimbulkan insufisiensi uteroplasenter, karena berkurangnya volume uterus dan juga dapat terjadi solusio plasenta sebelum anak kedua dilahirkan (Wiknjosastro, 2005).

7.       Solusio Plasenta
            Menurut Manuaba (1998) solusi plasenta adalah terlepasnya plasenta sebelum waktunya dengan implantasi normal pada trimester tiga.  Terlepasnya plasenta sebelum waktunya menyebabkan timbulnya darah antara plasenta dan dinding rahim yang dapat menimbulkan gangguan/penyakit terhadap ibu maupun janin.
            Perdarahan yang terjadi karena terlepasnya plasenta dapat menyebabkan keluar di bawah selaput ketuban yaitu pada solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi.  Pengalaman di RS. DR. Ciptomangunkusumo menunjukkan bahwa kejadian solusio plasenta peningkat dan meningkatnya umur dan paritas ibu, makin tinggi tingkat hipertensi menahun, jumlah paritas karena endometrium fungsinya sudah menurun.  Pada solusio plasenta pertolongan persalinan lebih cenderung dengan secsio cesarea (Wiknjosastro, 2005).
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada uterus sebelum janin dapat dilahirkan.  Definisi ini berlaku untuk kehamilan di atas 22 minggu dan berat janin di atas 500 gram.  Proses solusio plasenta dimulai dengan terjadinya perdarahan dalam desidua basalis yang menyebabkan hematoma retroplasenter (Saifuddin, 2002).
Para ahli mengemukakan bahwa penyebab dari solusio plasenta bisa merupakan akibat turunnya tekanan darah secara tiba-tiba oleh spasme dari arteri yang menuju ke ruangan interviller, maka terjadi anoksemia dari jaringan bagian distalnya.  Sebelum menjadi nekrosis, spasme hilang dan darah kembali mengalir ke dalam intervilli, namun pembuluh darah distal sudah sedemikian rapuh dan mudah pecah, sehingga terjadi hematoma yang dapat menyebabkan plasenta terlepas dari rahim dan darah yang terkumpul di belakang plasenta disebut hematoma retroplasenter (Mochtar, 1998).

8.    Plasenta Previa
            Plasenta previa adalah suatu kehamilan dimana plasenta berimplantasi abnormal pada segmen bawah rahim, menutupi atau tidak menutupi ostium uteri internum, sedangkan kehamilan itu sudah viabel atau mampu hidup diluar rahim   (usia kehamilan diatas 20 minggu dengan berat janin diatas 500 gram) (Wiknjosastro, 2005).
          Klasifikasi plasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu kehamilan aterm. Disebut plasenta previa totalis apabila seluruh pembukaan tertutup oleh seluruh jaringan plasenta, plasenta previa parsialis apabila sebagian dari pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta, plasenta previa marginalis apabila pinggir plasenta berada tepat dipinggir pembukaan. Sedangkan plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah uterus akan tetapi belum sampai menutupi jalan lahir disebut dengan plasenta letak rendah dengan pinggir plasenta berada kira-kira 3-4 cm diatas pinggir pembukaan jalan lahir (Wiknjosastro, 2005).
       Etiologi dari plasenta previa dapat disebabkan vaskularisasi sehingga menyebabkan berkurangnya kapasitas endometrium dan terjadinya atropi pada desidua akibat proses persalinan yang lalu sehingga menyebabkan terjadinya plasenta previa. Plasenta previa lebih sering terjadi pada grandemultipara (Wiknjosastro, 2005).  
          Terdapat dua pilihan untuk mengakhiri kehamilan dengan plasenta previa yaitu dapat melalui persalinan pervaginam dan sectio caesarea. Persalinan pervaginam bertujuan agar bagian terbawah janin menekan bagian implantasi plasenta yang berdarah selama persalinan berlangsung, sehingga perdarahan berhenti. Sedangkan sectio caesarea bertujuan untuk menghindari terjadinya perdarahan pada saat persalinan sedang berlangsung dan menghindarkan perlukaan servik dan segmen bawah uterus yang rapuh apabila dilangsungkan persalinan pervaginam (Wiknjosastro, 2005).
        Etiologi dari plasenta previa  diantaranya : chorion leave yang persisten, Umur dan paritas ibu khususnya pada primigravida dengan usia diatas 35 tahun dan lebih sering pada paritas tinggi, hipoplasia endometrium yang sering terjadi pada kehamilan dengan usia muda, kecacatan pada endometrium pada proses persalinan berulang-ulang, riwayat opersai, curetase dan manual plasenta, korpus luteum yang bereaksi lambat, dimana endometrium belum bisa menerima hasil konsepsi, mioma uteri dan dan polip endometrium serta akibat dari malnutrisi (Mocthar, 1998).
      Plasenta previa merupakan salah satu indikasi dari sectio caesarea, karena untuk menghindari perdarahan, pada kasus plasenta previa dengan janin hidup atau meninggal maka proses persalinan selalu diakhiri dengan sectio caesarea (Mocthar, 1998).

No comments:

Post a Comment