Saturday, December 1, 2012

PENGERTIAN SECTIO CAESAREA (OPERASI CESAR)

SECTIO CAESAREA (OPERASI CESAR)  

Pengertian
Sectio caesarea adalah suatu tindakan pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus. Pada masa sekarang sectio caesarea jauh lebih aman dari pada dulu dengan adanya antibiotika, tranfusi darah, teknik operasi yang lebih sempurna dan anestesi yang lebih baik, karena itu terjadi kecenderungan untuk melakukan sectio caesarea tanpa dasar yang cukup kuat, dalam hubungan ini perlu diingat bahwa seorang ibu yang telah mengalami pembedahan sectio caesarea pasti akan mendapat parut uterus dan tiap kehamilan serta persalinan berikutnya memerlukan pengawasan yang cermat berhubungan dengan bahayanya ruptur uteri (Wiknjosastro, 2005).

Pembedahan yang paling banyak dilakukan ialah sectio caesarea transperntonealis profunda dengan insisi di segmen di bawah uterus, keuntungannya adalah perdarahan luka insisi tidak seberapa banyak, bahaya peritonitis tidak besar dan parut pada uterus yang umumnya kuat sehingga bahaya ruptur uteri dikemudian hari tidak besar karena dalam masa nifas segmen bawah uterus tidak seberapa banyak mengalami kontraksi seperti korpus uteri, sehingga luka dapat sembuh lebih sempurna (Wiknjosastro, 2005).

Sectio cesarea adalah suatu cara yang dilakukan untuk melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina, dengan kata lain sectio caesarea adalah suatu histerotomia untuk melahirkan janin dalam rahim (Mochtar, 1998).

Menurut Wiknjosastro (2002) sectio caesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat diatas 500 gr melalui sayatan pada dinding uterus yang utuh. Berdasarkan teori di atas penulis menyimpulkan bahwa sectio caesarea adalah suatu proses pembedahan dinding perut dan uterus untuk melahirkan janin, yang dilakukan bila terdapat komplikasi atau kasus patologi yang menyertai kehamilan yang bertujuan untuk mengurangi mobiditas dan mortalitas.  

Teknik Sectio Caesarea
Sectio caesarea memiliki dua tipe, yang pertama ialah dengan melakukan insisi melintang melalui segmen bawah uteri yang teregang. Yang kedua adalah teknik sectio caesarea klasik yaitu dengan insisi vertikal pada miometrium, namun jarang dilakukan, kecuali jika terjadi vaskularisasi di segmen bawah uteri yang banyak sekali atau tidak dapat dilakukan karena perlengketan yang luas atau posisi janin letak lintang dengan bahu terjepit (Jones, 2002).

Teknik operasi dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Peritoneum yang menutupi segmen bawah uterus dibelah dan didorong ke bawah.
b.Otot segmen bawah yang terbuka di insisi sehingga selaput ketuban menonjol ke dalam luka, sehingga insisi dapat diperluas.
c. Selaput ketuban dipecahkan dan kepala dilahirkan dengan menggunakan forsep sebagai bidang miring, fundus di tekan ke bawah.
d. Keluarkan plasenta.
e. Penjahitan luka insisi dilakukan lapis demi lapis dengan jahitan di sudut luka harus dilakukan dengan cermat.
f. Kemudian dilakukan penjahitan peritoneum (Jones, 2002).

Perawatan pasca operasi tidak berbeda dengan operasi abdomen lainnya, pasien dianjurkan dengan ambulasi dini, terutama karena banyak neonatus hanya dirawat dalam kamar perawatan selama 24 – 48 jam. Sectio caesarea merupakan operasi yang aman, dengan angka kegagalan 0,1 per 1000 sectio caesarea yang dilakukan secara elektif (Jones, 2002).

No comments:

Post a Comment