Thursday, December 6, 2012

INDIKASI SECTIO CAESAREA #1


1.           Eklampsia
Istilah eklampsia berasal dari bahasa Yunani yang berarti “halilintar”, biasanya eklampsia merupakan kelanjutan dari pre-eklampsia, untuk itu pengawasan antenatal sangat penting dan harus teliti sebagai usaha untuk mencegah timbulnya eklampsia (Wiknjosastro, 2005).         
Kelanjutan pre-eklampsia berat menjadi eklampsia dengan tambahan gejala kejang-kejang dan atau koma, kejadian eklampsia di negara berkembang berkisar antara 0,3% sampai 0,7%.  Pada saat akan terjadi kejang akan ditandai oleh gejala subjektif seperti nyeri kepala di daerah frontal, nyeri di epigastrium, penglihatan kabur, terdapat mual dan muntah dan pemeriksaan menunjukkan hiperekfleksia atau mudah terangsang (Manuaba, 1998).
Di Indonesia penyebab pre-eklampsia berat dan eklampsia merupakan penyebab kematian ibu yang berkisar 1,5% – 25%.  Penyebab dari kematian ibu adalah perdarahan otak, payah jantung, payah ginjal, dan aspirasi cairan lambung atau edema paru-paru (Manuaba,1998).
Pada eklampsia dapat berkembang menjadi kejang yang biasanya terjadi pada persalinan dan dapat terjadi juga hingga 10 hari post partum (Varney, 2002).
Eklampsia ditandai dengan konvulsi dan koma, yang biasa terjadi pada pasien dengan PIH berat atau eklampsia mengancam dan pada pasien dengan proteinuria kehamilan disertai dengan hipertensi kronik.  Sehingga perubahan-perubahan yang terjadi pada PIH lebih tampak saat terjadi eklampsia dimana vasospasme lebih kuat, disertai dengan hipoksia jaringan, laju filtrasi glomerulus berkurang dan keluaran air urine menurun, retensi air intraseluler yang menghalangi metabolisme dan bisa menyebabkan edema serebri, viskositas darah meningkat, hitung trombosit menurun dan timbul defek koagulasi (Jones, 2002).
Pre-eklampsia dan eklampsia sering terjadi pada primigravida dan sering ditemukan pada usia kehamilan diatas 28 minggu. Faktor predisposisi antara lain karena kekhasan dari kehamilan, sering terjadi pada primi gravida, overdistensi uterus (seperti pada kehamilan kembar, polihidramnion dan abnormalitas janin), penyulit karena hipertensi esensial, diabetes mellitus, disfungsi plasenta (infark dan degenerasi plasenta) serta malnutrisi pada kehamilan (Farrer,2001).
Sedangkan teori dari Manuaba, 1998 mengemukakan bahwa pre-eklampsia dan eklampsia bervariasi dari setiap negara bahkan dari setiap daerah, berbagai faktor predisposisi yang mempengaruhi eklampsia antara lain pada primi gravida muda, distensi rahim yang berlebihan, penyakit yang menyertai kehamilan dan pada ibu primitua.


No comments:

Post a Comment