Saturday, December 31, 2016

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa

Menurut Bahri (1991 : 16) secara sistematis faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :
(1) Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa.
(a) Kondisi Fisik
Kondisi fisik anak didik harus sehat. Jikka anak hidup dalam keluarga yang kurang mampu, sehingga kebutuhan pokok (kebutuhan sandang dan pangan) tidak terpenuhi akibatnya kesehatan anak terganggu, sehingga aktivitas belajarnya juga terganggu. Misalnya saja seorang anak yang kurang mampu tidak bisa sarapan pagi hari, maka aktivitas belajarnya hanya bisa berjalan dengan baik sampai pukul 10.00 WITA (pagi) dan selebihnya anak menjadi lemah, mengantuk dan tidak konsentrasi terhadap pelajaran
(b) Faktor Psikis/Minat
Pelajaran yang diawali dengan pendahuluan yang baik yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan yang dimaksudkan sebagai penghubung antara buku pelajaran yang lalu.
(c) Perhatian
Seorang guru untuk mengarahkan perhatian murid pada pengetahuan yang telah ada dalam pikiran mereka, yaitu guru harus memberikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan pelajaran yang terdahulu untuk mengingatkan kembali pengetahuan terdahulu, karena merupakan faktor terpenting yang dapat menarik perhatian siswa terhadap proses belajarnya.
(d) Konsentrasi
Apabila siswa sudah mempunyai minat dalam belajar maka seorang guru harus mengarahkan agar siswanya penuh konsentrasi terhadap pelajaran, tanpa konsentrasi segala sesuatu tidak akan mencapai hasil yang maksimal. Konsentrasi adalah pemusatan pemikiran terhadap sesuatu.
(e) Intelegensi
Setiap siswa mempunyai intelegensi yang berbeda, sehingga guru harus bisa memahami perbedaan-perbedaan tersebut. Ada siswa yang mempunyai kadar surut ingatan (regresi) yang tinggi mudah lupa akan masalah-masalah yang dijelaskan oleh guru dan ada siswa yang mempunyai kadar surut ingatan yang rendah akan dapat mengingat lebih lama mengenai hal yang diajarkan.
Jadi seorang pengajar dapat memperkecil regresi siswa-siswanya dengan jalan menanamkan motivasi kepada mereka. Siswa yang mempunyai intelegensi yang tinggi dapat dengan mudah menerima penjelasan guru, sedangkan siswa yang intelegensinya rendah akan mengalami kesulitan, sehingga seorang pendidik lebih memusatkan perhatiannya kepada siswa yang mempunyai intelegensi yang kurang, sehingga mereka merasa mudah memahami pelajaran tersebut.

(2) Faktor Eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu
(a) Tempat Belajar
Ruang belajar juga menentkan keberhasilan seorang guru, sehingga guru harus mendesain tempat belajar sebaik mungkin, misalnya : ruangan harus bersih, tenang, kursi/meja siswa diatur sedemikian rupa dengan jarak tertentu dan tenang. Ruangan dapat mempengaruhi intelegensi, minat, perhatian, konsentrasi dan motivasi belajar siswa dalam menerima materi pelajaran.
(b) Waktu Belajar
Biasanya orang dapat bekerja dengan penuh perhatian selama 40 menit.  Orang yang ingin belajar atau bekerja sungguh-sungguh harus bertekad jangan meninggalkan tempat duduknya selama 40 menit. Selama 40 menit kita curahkan perhatian kita sepenuhnya kepada tugas kita, kemudian kita istirahatkan selama 5 menit lalu kita bisa belajar lagi dan kita lakukan belajar sungguh-sungguh selama 2 jam – 4 jam sehari dengan teratur. Waktu yang tepat kita jadikan alat untuk mencapai
keberhasilan yang memuaskan.
(c) Keluarga/Keadaan Keluarga
Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Orang tua harus senantiasa memperhatikan pendidikan anaknya, walaupun
orang tua sibuk bekerja. Pendidikan yang keras di rumah, sehingga anak tersebut diliputi ketakutan dan akhirnya benci terhadap pelajaran. Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik antara anak dengan orang tua, dan anak dengan anggota keluarga lainnya. Hubungan yang adalah hubungan yang penuh pengertian dan penuh kasih sayang disertai dengan bimbingan. Suasana rumah yang tenang, tentram dapat membuat anak belajar dengan baik.
Orang tua wajib member pengertian dan dorongan terhadap kesulitan yang dialami anak di sekolah dan orang tua selalu mengontrol pelajaran yang diperoleh anaknya di sekolah dan juga orang tua selalu mengadakan hubungan dengan guru untuk mengetahui perkembangan belajar anaknya. Tidak kalah pentingnya latar belakang pendidikan orang tua juga berpengaruh terhadap pendidikan, bimbingan anak di rumah.
(d) Guru dan cara mengajarnya
Menurut Ametembun (1994 : 33) guru adalah “semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individu maupun secara klasikal baik di sekolah maupun di luar sekolah”.
Jadi seorang guru minimal memiliki dasar-dasar kompetensi sebagai wewenang dan kemampuan dalam menjalankan tugas. Guru sebelum mengajar haru mengenal bahan pelajaran sebelum menjamin kesanggupan mengajarkannya. Mengenai metode-metode mengajarpun belum menjamin hasil yang baik, situasi belajar senantiasa berlainan, sehingga guru selalu mencari cara-cara baru untuk menyesuaikan pengajarannya dengan situasi baru yang dihadapinya.
Ciri-ciri guru yang baik dalam mengajar adalah sebagai berikut :
(i)      Guru yang memahami dan menghargai siswanya.
(ii)     Guru harus mengikuti prosedur bahan pelajaran yang diberikan.
(iii)    Guru harus menyesuaikan metode mengajar dengan bahan pelajaran.
(iv)    Guru harus menyesuaikan bahan pelajaran dengan kesanggupan individu.
(v)     Guru mengaktifkan siswa dalam hal belajar.
(vi)    Guru memberikan pengertian dan bukan hanya kata-kata saja
(vii)   Guru dalam mengajar tidak hanya menggunakan satu buku saja
(viii) Guru harus menggunakan beberapa metode sesuai dengan bahan pelajarannya.
(ix)    Guru mempunyai tujuan tertentu pada setiap pelajaran yang diberikan.
(x)     Guru tidak hanya mengajar dalam arti menyampaikan pengetahuan saja kepada siswa melainkan senantiasa mengembangkan pribadi anak.

(e) Alat dan Bahan
Alat dan bahan pelajaran merupakan salah satu unsur yang menunjang proses belajar mengajar. Dalam menyampaikan materi guru hanya memberikan kata-kata saja tanpa memahami artinya akan menimbulkan verbalisme dan juga kurang menarik
dan membosankan.
Pelajaran akan lebih menarik dan lebih berhasil, apabila dihubungkan dengan pengalaman-pengalaman dimana anak dapat melihat, meraba, mengucap, berbuat, mencoba, berpikir. Pelajaran tidak hanya bersifat intelektual melainkan juga bersifat emosional. Kegembiraan belajar dapat mempertinggi hasil belajar. Dalam penggunaan alat peraga harus disesuaikan dengan umur siswa, bahan pelajaran, waktu, ruang dan sebagainya.
(f) Lingkungan dan kesempatan yang tersedia
Kegiatan belajar dapat dipengaruhi oleh lingkungan, oleh karena itu guru harus mengadakan kunjungan rumah, ada keterangan-keterangan yang hanya dapat diperoleh dengan jalan mengunjungi rumah siswa, dengan demikian guru akan mengetahui keadaan lingkungan siswanya. Kunjungan serupa ini sangat bermanfaat bila dihadapi anak-anak yang mengalami kesulitan.
(g) Motivasi Sosial
Motivasi merupakan segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dengan motivasi dimaksud, usaha-usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi, sehingga anak itu mau melakukan sesuatu. Siswa yang mengetahui sesuatu dari apa yang dipelajariinya adalah sebagai tujuan yang ingin siswa capai selama belajar. Siswa tidak akan mempelajari sesuatu bila hal itu tidak menyentuh kebutuhannya. Oleh karena itu, cukup beralasan bila prestasi belajar dijadikan sebagai salah satu alat untuk memotivasi siswa dalam belajar. Motivasi di sekolah, guru dapat menggunakan bermacam-macam motivasi agar siswa-siswa giat belajar, antara lain :
i) Memberi angka
Banyak siswa belajar untuk mencapai angka baik dan untuk itu dia berusaha dengan segenap tenaga. Angka itu bagi mereka merupakan motivasi yang kuat untuk mencapai prestasi. Jadi angka yang diberikan benar-benar menggambarkan hasil belajar siswa.
ii) Hadiah
Hadiah memang dapat membangkitkan motivasi bila setiap orang mempunyai harapan untuk memperolehnya.
iii) Persaingan
Persaingan sering digunakan untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi, sehingga persaingan merupakan motivasi bagi siswa yang ingin maju.
iv) Sering memberi ulangan
Siswa lebih giat belajar, apabila tahu akan diadakan ulangan atau test dalam waktu singkat. Akan tetapi apabila ulangan terlampau sering dilakukan, misalnya setiap hari, maka pengaruhnya tidak berarti lagi. Tentu saja harus diberitahukan terlebih dahulu akan adanya ulangan tersebut.


v) Pujian
Pujian sebagai akibat pekerjaan yang disesuaikan dengan tingkat keterampilan siswa, yang merupakan wujud motivasi yang baik. Pujian lebih bermanfaat daripada hukuman atau celaan, jadi guru baiknya mencari hal-hal pada siswa yang dapat dipuji, seperti tulisannya, ketelitiannya, tingkah laku dan sebagainya. Pujian memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi harga diri anak. Guru harus menyadari keterbatasan nalar siswa, diharapkan pendidik mampu untuk menerapkan cara mengajar dengan tidak melupakan arti pentingnya alat bantu pengajaran, sehingga lebih mempercepat keberhasilan belajar siswa.
Prestasi belajar yang dikemukakan oleh Pakasi (1985) adalah    “hasil yang mencapai siswa sesudah menjalankan usaha belajar dan prestasi ini berdasarkan pada cepat lambatnya siswa dalam menerima pelajaran, serta hasilnya dapat dinilai”. Sedangkan menurut Ahmadi: “Prestasi belajar adalah sebagai tingkat keberhasilan murid dalam mempelajari materi di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran”.   


^_^ Semoga Bermanfaat ^_^

No comments:

Post a Comment