Saturday, September 26, 2015

FIKSIMINI HUMOR

Ijab Qobul

Sebenarnya melepaskan Richie menikah sendiri sangat mengkhawatirkan bagi S Prawiro. Oleh karena itu, dia bertekad mendampinginya sampai penghabisan. Benar saja, saat-saat penting ijab qobul dipenuhi kejadian-kejadian amat koplak.

Sewaktu penghulu menjabat tangannya, pemuda yang akan menghirup nafas jomblo untuk terakhir kalinya itu tiba-tiba bertanya, "Pak Penghulu, boleh pinjam pensil sama penghapus, enggak?"

"Lho, buat apa, Mas?" tanya Petugas KUA itu kaget.

"Buat menghapus nama mantan, lalu menuliskan nama Nawan," jelas Richie malu-malu.

"Ya, sudah. Kalau udah selesai kita mulai saja ijab qobulnya, ya? Sudah siap?"

"Siap, Pak!" jawabnya mantap.

"Sekarang ucapkan dengan mantap dalam satu tarikan nafas saja!"

Lalu, dengan mantap dan tegas, Richie pun mengucapkan ijab qobulnya.

"Saya terima nikah dan kawinnya Nawan bin Handono dengan mas kawin sebait puisi dan sekeranjang gombalan dibayar tunai!"

Plak! Tiba-tiba Wiro bangkit dan melayangkan tangannya ke jidat sahabat karibnya dari bayi.

"Sini, biar aku aja yang gantiin. Gitu aja nggak becus, Lu!" ujar Wiro menggeser Richie dan duduk di sebelah Nawan.

Tamat.

No comments:

Post a Comment