Saturday, December 6, 2014

Rinai Rindu

Oleh: Umi Sakdiyah

Hujan di luar masih saja mencumbui ilalang. Rinainya mengecup kuntum bunga putihnya. Terangguk-angguk berderai tawa.

Ah... kenapa aku selalu iri dengan hamparan ilalang di belakang rumah. Berpesta pora sambut dekapan hujan.

Bagiku hujan selalu penuh makna. Titik-titiknya laksana lontaran tombak. Torehkan namamu. Yang selalu kueja setiap musim berganti kuyup.

Lihatlah diriku. Terduduk sepi. Nanar netraku terpaku. Membuncah rindu.

Kelu sudah bibirku. Mengeja namamu.

Oh... cucianku
Kapan engkau kering?

No comments:

Post a Comment