Wednesday, March 26, 2014

Belajar Sejarah dari Cerita Humor


Sejarah adalah salah satu mata pelajaran yang sulit dipelajari. Tetapi, sejak terbitnya buku Gara-Gara Indonesia karangan historivator Agung Pribadidua, belajar sejarah menjadi menyenangkan. Mungkin, alumnus jurusan sejarah UI ini bisa disebut sebagai pendobrak sistem penulisan sejarah yang kaku dan membosankan.

Ada satu lagi cara belajar sejarah yang sangat menyenangkan dan tidak perlu mengerutkan kening, yaitu dengan membaca cerita humor. Mengapa harus cerita humor? Karena cerita humor ditulis berdasarkan fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Kita bisa membaca sejarah peradaban suatu bangsa dari cerita humor yang berkembang.

Beberapa bulan lalu, saya menulis cerita humor tentang Habibie yang karena tubuhnya kecil jadi tidak disukai sebagai presiden Indonesia. Kenapa tidak disukai? Karena disinyalir tidak mampu menginjak ke bawah, menyikut ke samping dan menjilat ke atas. Tulisan tersebut saya tulis ketika Habibie pulang ke Indonesia dan diundang menjadi narasumber di Mata Najwa Metro TV.

Apa yang Anda lakukan sewaktu membaca cerita humor tersebut? Pertama, mungkin Anda tertawa, lalu mengernyitkan kening, bahkan bisa jadi akan menangis sedih. Saya tidak mungkin menulis cerita humor seperti itu tentang SBY, atau Soeharto. Dari hal tersebut kita belajar sejarah.

Sewaktu Corby, terpidana kasus narkoba dibebaskan, saya menuliskan cerita humor tentang bebasnya Corby, yang saya ceritakan sebagai ditukar dengan kanguru. Karena bebasnya Corby bersamaan dengan intrik Kebun Binatang Surabaya yang ramai diberitakan di media massa.

Cerita tentang Elly, pemulung yang memiliki uang 17 juta saya hubungkan dengan pemilu yang sebentar lagi akan berlangsung. Hal itu tidak mungkin saya tulis setelah pemilu selesai, atau isu pemilu tidak sedang dibicarakan.

Gonjang-ganjing dunia perpesawatan yang sedang merebak di media massa memicu saya untuk menulis misteri hilangnya pesawat Malaysia yang saya hubungkan dengan Nyi Roro Kidul yang marah karena wilayah teritorialnya diganggu negara tetangga. Saya tidak mungkin menulis hal tersebut kalau yang hilang pesawat milik Inggris.

Seperti halnya cerita humor, gambar kartun ataupun karikatur, yaitu cerita humor dalam bentuk gambar, sering dbuat berdasarkan keprihatinan terhadap situasi sosial (kegalauan sosial). Para kartunis dan seniman karikatur menangkap kegelisahan masyarakat dan menuangkannya dalam bentuk gambar.

Para penulis cerita humor, seniman karikatur maupun kartunis berharap mereka bisa ikut berdemo tanpa harus digebugi atau ditembak mati. Mereka berharap bisa mewakili jerit kesakitan wong cilik yang tertindas dan tidak bisa berbuat apa-apa. Jadi apa yang tertulis di cerita humor dan terlukis pada gambar kartun maupun karikatur adalah sejarah yang bisa dipelajari anak cucu kita, yang menggambarkan kehidupan bangsa ini dari masa ke masa.

Bagi penikmat cerita humor, kartun, maupun karikatur, Anda diperbolehkan untuk tidak tertawa. Anda boleh marah, sedih, atau sekedar mengernyitkan kening. Tetapi saya berharap ada pelajaran berharga yang bisa kita petik dari setiap cerita humor.

No comments:

Post a Comment